Kamis, 24 Mei 2012

Dinilai Terlalu Berorientasi Piala, PBSI Lupakan Pembinaan



Jakarta - Indonesia terpuruk di Piala Thomas-Uber 2012 setelah terhenti di babak perempatfinal. Pembinaan yang buruk dituding menjadi penyebab mundurnya prestasi tim 'Merah-Putih'.

Tim Thomas dan Uber Indonesia gagal melewati hadangan Jepang saat bertanding di Wuhan Sports Gymnasium Center, Rabu (23/5/2012) kemarin. Taufik Hidayat dkk. kalah 2-3, sama halnya dengan para Adrianti Firdasari cs.

Proses regenerasi atlet bulutangkis nasional yang lambat sudah lama dinilai sebagai penyebab utama kegagalan itu. Ambisi PB. PBSI yang ingin meraih banyak piala memaksa para pemain senior untuk terus bermain di banyak kompetisi internasional.

"PBSI terlalu ingin meraih banyak piala sebagai ukuran keberhasilan. Jadi, selalu pemain senior yang diturunkan untuk mengikuti kejuaraan bergengsi," jelas mantan Direktur Pelatnas PBSI, Christian Hadinata, dalam bincang-bincang dengan detiksport, Kamis (24/5) siang WIB.

Akibat dari proses regenerasi yang tersendat itu adalah muncul jurang pemisah yang lebar antara pemain muda dan senior dalam hal jam terbang. Selain itu kemampuan atlet muda negara lain bisa bertambah bagus sebab mendapatkan lawan tanding yang bagus.

"Jam terbang pemain muda Indonesia kurang. Itulah yang menyebabkan gap antara pemain senior dengan penerusnya sangat jauh," tambah Christian.

"Di sisi lain, pemain muda negara lain selalu mendapatkan lawan bertanding yang bagus saat bertemu pemain-pemain Indonesia. Kesempatan itu yang mebuat mereka berkembang lebih cepat," tambahnya.

Untuk mengejar ketertinggalan dari negara lain, pemain spesialis ganda legendaris Indonesia itu meminta PBSI lebih memberikan kesempatan kepada pemain muda agar mendapatkan lebih banyak pengalaman bertanding. Sistem seleksi yang ketat juga diperlukan guna memperoleh bibit unggul yang bakal menjadi pemain andalan.

"Ibarat lari Indonesia sudah kalah start. Jam terbang pemain muda harus lebih diperbanyak lagi. Tak apalah memetik hasil yang kurang memuaskan untuk beberapa saat agar pemain pelapis dan pemain muda mendapatkan kesempatan bertanding. Pembenahan ini memang butuh waktu," ungkap pria asal Purwokerto itu.

"Satu lagi, mengenai seleksi pemain pelatnas juga harus lebih ketat. Semua pemain yang terpilih harus bisa mejadi andalan Indonesia di masa mendatang," tandasnya.

0 komentar:

Posting Komentar

 
© Copyright 2035 SERBA PREMIUM
Theme by REPUBLIKKU